Selasa, 07 Juni 2011

PESTA TOPENG (MASQUERADE BALL)

 
Ada tradisi aneh dari kelompok borjuis yang dikenal dengan Pesta Topeng. Tradisi Pesta Topeng termasuk dari sekian banyak tradisi kelompok borjuis dari Eropa yang dijalankan secara turun-temurun. Pada awalnya, Pesta Topeng hanya diselenggarakan dan diikuti oleh para bangsawan atau kelompok masyarakat kelas atas yang berada di wilayah Florence. Beberapa sumber mengatakan jika Masquerade Party Ball banyak berkembang di wilayah Venice. Nama Pesta Topeng itu sendiri baru dikenal setelah memasuki abad ke-16, atau ketika periode awal dimulainya masa Renaissance. Dari sekian banyak tradisi pesta kaum bangsawan di Eropa, Pesta Topeng termasuk tradisi yang hingga saat ini masih ada yang melestarikan, bahkan sudah banyak mengalami perkembangan.



Nilai-nilai tradisi yang terdapat dalam Pesta Topeng sesungguhnya tidak hanya sekedar bagian dari gaya hidup kaum Borjuis di Eropa. Pesta Topeng merupakan salah satu simbol dari seni gaya klasik yang masanya berakhir ketika dimulai abad Renaissance. Pesta Topeng atau Masquerade Party Ball diselenggarakan pada setiap bulan Pebruari. Tamu yang hadir umumnya adalah mereka yang sudah terdaftar sebagai anggota komunitas yang menyelenggarakan acara tersebut. Namanya juga Pesta Topeng, siapapun tamu yang hadir harus mengenakan topeng. Di acara tersebut, mereka akan berdansa dengan siapapun tamu yang hadir di acara tersebut. Sisi misterius adalah yang menjadi daya tarik utama Masquerade Party Ball. Seperti yang dikisahkan dalam roman Romeo & Juliete, terkadang mereka tidak tahu jika sedang berdansa dengan musuh bebuyutannya sendiri.

Pengaruh tradisi Pesta Topeng semakin meluas keluar dari wilayah Eropa. Mereka yang membawa tradisi ini umumnya adalah orang-orang yang berkebangsaan Italia ataupun Perancis. Salah satu nilai tradisi yang tetap masih dijalankan dalam acara ini adalah Ballroom Dance. Pada abad ke-18, Pesta Topeng atau Masquerade Ball mulai menjadi tradisi kaum elite di Amerika Serikat yang pertama kali dibawakan di Kota New Orleans.

Sekarang ini, tradisi Pesta Topeng bisa dilaksanakan dan diikuti oleh siapapun, bahkan tanpa mengenal strata sosial ataupun jenis bangsa. Pesta Topeng bahkan bisa diikuti tidak hanya oleh mereka yang saling kenal, akan tetapi juga mereka yang tidak saling kenal. Ada satu penganut Pesta Topeng yang melaksanakan tradisi yang sama sekali berbeda tata caranya dengan tradisi aslinya. Siapapun yang bertemu di suatu tempat (Pesta Topeng), tidak harus mereka yang saling mengenal, akan tetapi bisa pula mereka yang tidak saling mengenal. Sekalipun demikian, mereka diperbolehkan untuk berinteraksi dengan cara dan gaya mereka sendiri.

Identitas bukanlah sesuatu yang penting di sini. Sesuatu yang nyata, atau mungkin kebenaran tidak dibutuhkan. Pesta Topeng memiliki aturan yang tidak memperkenankan siapapun untuk memaksakan diri atas segala sesuatu yang dsebut jati diri.Interaksi adalah yang paling dicari. Rupa topeng bisa bebas sesukanya, tidak harus pula melambangkan pribadi atau pencitraan diri. Siapapun yang hadir boleh pula tidak mengenakan topeng, atau
menunjukkan dirinya seperti apa adanya. Siapapun di sini boleh saja mengaku siapa saja, karena jati diri ataupun rupa bukanlah sesuatu yang penting di sini, kecuali hanya interaksi.

Komunitas pesta topeng tidak mengharuskan siapapun untuk datang
tepat waktu, atau mungkin pergi tanpa pamit. Acara dalam pesta topeng moderen memiliki durasi waktu yang bisa dikatakan cukup panjang, jauh lebih panjang ketimbang tradisi aslinya. Acara ini bebas diikuti oleh siapapun, tidak ada undangan, dan hanya cukup dengan dapat tiba di tempat acara. Seberapa lama seseorang hadir dan berinteraksi di dalamnya, tidak ada batasan atau aturan untuk itu.

Di sini, di Pesta Topeng, para tamu berinteraksi dengan cara, gaya, atau adatnya masing-masing. Kebanyakan para tamu yang hadir disini mempertontonkan sesuatu yang dimilikinya. Bisa jadi busana, bahan obrolan, atau bisa hanya cukup hanya dengan menikmati. Hanya memandang, atau sekedar mendengar, tidak masalah dan sangat diperbolehkan. Dalam tradisi aslinya, puncak dari keseluruhan interaksi dipusatkan di Ballroom, yaitu ruangan luas yang digunakan untuk dansa. Kepiawaian seseorang di lantai dansa inilah yang nantinya bisa membuka tabir misterius tamu lainnya.

Reaksi akan sangat dimungkinkan terjadi jika telah terjadi interaksi.
Emosi tetap akan ditampilkan menanggapi sesuatu yang dilihat, didengar, ataupun dirasakan. Jika ada seseorang yang merasa tidak suka dengan tampilan yang dimiliki atau ditunjukkan seseorang yang lain, dia bisa mengekspresikan emosinya langsung kepada orang yang dimaksud. Atau mungkin bisa pula mengekspresikannya dengan membicarakannya kepada tamu-tamu yang lain. Karena di sini pesta topeng, ekspresi emosi tidak bisa dilihat dari wajah, karena siapapun tamu di sini tidak ada yang mau tahu dengan wajah atau rupa tamu lainnya. Ekspresi emosi ditunjukkan dengan tingkah laku seperti halnya orang berpantomim. Eskpresi bisa dilakukan dalam bentuk apapun, termasuk diam. Sekalipun moderen dan lebih leluasa, sisi misterius masih menjadi daya tarik utama.

Tidak selamanya sesuatu yang misterius selalu dihindarkan oleh manusia. Masquarade Ball menggambarkan betapa indahnya kemisteriusan yang terkadang mampu membangkitkan gairah keingintahuan. Jika Anda menggunakan kemampuan untuk membaca karakter dari air muka atau wajah seseorang, maka itu tidak berlaku di Masquarade Party Ball. Untuk membahasakan sesuatu, Anda harus pandai memainkan gaya dan sikap, bahkan topeng yang Anda kenakan sendiri. Di sini Anda tidak diharuskan untuk menurunkan topeng, kecuali Anda menginginkan atau menarik perhatian seseorang (tamu). 

sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Masquerade_ball

Tidak ada komentar:

Posting Komentar